Sebagai manusia jaman modern ini, orang-orang
dituntut untuk bekerja dari pagi hingga sore. Tidak hanya bapak-bapak sebagai
suami, akan tetapi juga ibu-ibu ikut untuk bekerja karena tuntutan hidup yang
semakin tinggi. Alhasil anak-anak akan dititipkan pada pembantu atau tampat
penitipan anak. Apakah ini akan berdampak pada kedekatan anak dengan kedua
orangtua? Tetap berdampak yang kurang untuk kedekatan anak dan orangtuanya
tetapi hal ini bisa disiasati.
Sebelum membahas itu, mari kita renungkan terlebih dahulu mengapa orangtua harus dekat secara emosi dengan anak, bukan hanya fisik. Kedekatan ini terkadang terlupakan karena orangtuanya sibuk mengejar karir dan kedekatan itu tidak hanya dengan ibu akan tetapi juga dengan ayah. Banyak anggapan bahwa juga mengasuh itu tugas ibu, sedangkan ayah yang mencari nafkah, anggapan ini seharusnya mulai sekarang kita hapus perlahan-lahan. Anak butuh dekat dengan dengan kedua orangtuanya, sesibuk apapun orangtuanya. Kondisi ini menuntut peranan yang lebih buat ayah dan ibu yang bekerja. Di media sosial baru ramai bahwa Indonesia adalah negara yang tidak punya ayah, ayah hanya bekerja mencari uang dan tidak mengasuh maupun mendidik anak. Anak-anak di Indonesia cenderung kehilangan sosok ayah yang mencontohkan ketegasan, percaya diri, dan lain sebagainya. Ditambah lagi sekarang banyak ibu-ibu yang bekerja, ini akan berdampak kurang baik untuk kedekatan anak.
Bagaimana kita menyiasati keterbatasan waktu untuk bertemu dengan anak? Jawabnya adalah Family Time. Kapan family time? Jika orangtua bekerja rata-rata jam 16.00 - 17.00 baru pulang maka waktu paling ideal untuk family time adalah jam 17.30 - 20.00. Waktu ini memang untuk orangtua yang bekerja dengan jam kerja normal, bagi yang bekerja malam atau tidak tentu jamnya bisa menyesuaikan dengan jam bekerjanya. Apa yang bisa dilakukan saat family time ini? Family Time is Quality Time. Selama ini waktu ini adalah waktu yang keramat untuk belajar, anak harus belajar dan mengerjakan PR. Tetapi apa yang sering terjadi? Jika anaknya belum bisa materi pelajaran atau tidak bisa mengerjakan PR maka orangtua akan marah, berkata-kata kepada anak dengan kata-kata yang tidak baik dan terkadang jeweran atau cubitan yang diterima oleh anak. Anak semakin tidak dekat dan cenderung takut dengan orangtuanya sendiri. Mari kita ubah cara pandang kita terhadap waktu tersebut.
Family time adalah waktu yang sangat krusial untuk orangtua mendapatkan kedekatan dengan anak karena seharian orangtua disibukkan dengan pekerjaannya. Waktu ini harus dilakukan dengan benar-benar berkualitas, benar-benar digunakan untuk anak. Pada waktu yang tepat ini kita bisa mengajak untuk sholat berjamaah, mengaji, belajar, bercerita, bahkan bermain bersama dengan anak. Televisi wajib dimatikan dan handphone, ipad, tablet juga wajib ditinggalkan pada jam ini, karena televisi akan membuat jarak kedekatan orangtua dan anak semakin berkurang. Anak akan asyik nonton televisi dan orangtua sibuk dengan hal yang lain. Memang berat jika orangtua pulang bekerja dengan kondisi capek harus mengajak anak ke masjid atau bermain-main dengan anak, tapi memang orangtua harus mempunyai ekstra tenaga untuk meluangkan waktu untuk anak. Waktu yang berkualitas adalah kondisi di mana orangtua harus benar-benar melibatkan diri dengan kegiatan anak. Dengarkan ceritanya dengan seksama, ajak anak ke masjid, ajarkan mengaji dengan benar, bermain, ajari anak tentang ilmu pengetahuan, dan kegiatan lain yang menyenangkan serta tentunya bermanfaat bagi anak.
Dengan dekat dengan anak diharapkan anak akan
merasa dihargai dan disayangi, yang memberikan efek kepada anak agar mudah
diatur dan hatinya bahagia karena diperhatikan oleh orangtuanya. Karena tugas
kita sebagai orangtua adalah membahagiakan anak tetapi bukan kebahagiaan semu (
materi). Kebahagiaan anak adalah pada saat anak merasa dekat dengan orangtuanya
dan belajar bersama orangtuanya tentang
kehidupan. Semoga kita bisa menjadi orangtua yang bisa memberikan perhatian dan
kasih sayang kepada putra putri kita.
No comments:
Post a Comment